13 Januari ini Memey Suhaiza di khabarkan akan membuat kemunculan pertama kali di kaca tv setelah lama menghilang & mendiamkan diri.
Nantikan kemunculan Memey di Wanita Hari Ini
Sumber: Oh Bulan
Nantikan kemunculan Memey di Wanita Hari Ini
Sumber: Oh Bulan
3 comments:
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Tidak terasa, 1 tahun telah berlalu.
Tidak terasa maut semakin dekat menjemput kita.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita,
sehingga kelak kita dapat mengakhiri hidup ini,
dengan husnul khotimah.
Selamat tahun baru 1430 H / 2009 M!
Saudaraku... ,
Tanpa kita sadari, ternyata hidup ini teramat singkat. Mungkin tulisanku berikut ini dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
TERNYATA HIDUP INI SANGAT SINGKAT!
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Tanpa kita sadari, sebagian diantara kita mungkin telah memasuki usia sekitar 37 tahun. Jika memang demikian, maka hal ini berarti bahwa tak terasa 37 tahun telah berlalu. Jika kita melihat data tentang rata-rata usia harapan hidup bangsa kita yang hanya berkisar 65 tahun, berarti kita telah melampaui separuh perjalanan. Padahal, masa 37 tahun yang telah kita lalui tersebut, ternyata terasa begitu cepat. Itu artinya masa yang belum kita lalui tentunya akan terasa lebih cepat lagi dibandingkan dengan masa yang telah kita lalui tersebut. Jadi..., nampaklah bahwa hidup ini ternyata teramat singkat. Dan pada akhirnya kita baru menyadari, bahwa ternyata maut itu begitu dekat di depan mata kita!!! Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui". (QS. Al Mu’minuun. 112-114).
Saudaraku…,
Lalu bagaimanakah keadaan kita saat ini? Sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi masa yang telah pasti itu? Yaitu ketika kita harus meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya? Dimana kita harus mempertanggung- jawabkan semua yang telah kita perbuat selama masa hidup kita di dunia yang teramat singkat ini?
Atau malah sebaliknya? Apakah kita masih terus saja disibukkan oleh urusan-urusan yang hanya bersifat keduniawian semata? Apakah kita masih menyibukkan diri untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara? Apakah kita masih menyibukkan diri untuk mengejar karier setinggi-tingginya tanpa mengindahkan norma-norma agama? Apakah kita masih ..., apakah kita masih ..., dst. yang kesemuanya itu (tanpa kita sadari) kita lakukan dalam upaya untuk menambah modal kita, agar kita dengan mudah dapat membanggakan diri kita, agar kita dengan mudah dapat menyombongkan diri kita, agar kita dengan mudah dapat ..., agar kita dengan mudah dapat ..., dst.? Na’udzubillahi mindzalika! Semoga bermanfaat.. .! {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi. blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Oleh karena itu, alangkah bijaknya jika kita senantiasa mengingat kematian. Demikian pesan Rasulullah, pemimpin kita yang teramat kita cintai. Mungkin beberapa tulisanku berikut ini juga dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
ORANG YANG CERDAS
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Saat ini, kita masih bisa bersenda gurau, kita masih bisa saling bertegur sapa, kita masih bisa saling berkirim kabar, kita masih bisa saling bertukar cerita. Dan yang pasti, kita masih bisa bersama-sama.
Namun, dibalik itu semua, sadarkah kita, bahwa pada saat yang bersamaan, satu per satu saudara-saudara kita telah dipanggil kembali untuk berpulang menghadap kepada Sang Kholiq, Pemilik seluruh alam semesta ini? Sementara yang lain (termasuk kita), baik disadari atau tidak, sedang menunggu untuk mendapatkan giliran yang sama. Yah…, cepat atau lambat, pada akhirnya kita akan kembali jua kepada-Nya, untuk selama-lamanya.
Saudaraku…,
Sadarkah kita, bahwa jika masa itu telah tiba (yaitu masa ketika kita harus meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya, ketika kita telah tutup usia), maka kita akan berjalan seorang diri, segala sesuatunya harus kita urusi sendiri?
Pada saat itu, tidak ada seorangpun yang peduli dengan urusan kita, sekalipun itu adalah orang tua kita, istri/suami kita, anak-anak kita, saudara kita, sahabat kita. Karena masing-masing sudah teramat sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.
Pada saat itu, sudah tidak ada kesempatan untuk bersenda gurau lagi, untuk saling bertegur sapa lagi, untuk saling bertukar cerita lagi. Dan yang pasti, kita sudah tidak bersama-sama lagi, seperti saat ini.
Saudaraku…,
Sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi masa yang telah pasti itu? Dimana kita harus mempertanggung- jawabkan semua yang telah kita perbuat selama masa hidup kita di dunia yang teramat singkat ini? Dimana kita harus sendiri? Dimana tidak ada seorangpun yang peduli dengan kita? Sekalipun itu adalah orang tua kita, istri/suami kita, anak-anak kita, saudara kita, sahabat kita?
Atau, apakah kita masih saja terlena? Seolah-olah kita akan hidup untuk selama-lamanya? Seolah-olah maut itu tidak akan pernah menyapa kita? Seolah-olah kita akan terus bersama-sama? Na’udzubillahi mindzalika!
Saudaraku…,
Ingatlah, bahwa: “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling sibuk mempersiapkan bekal untuk menghadapinya, dialah (orang) yang paling cerdas. Dia pergi dengan kemuliaan dunia dan akhirat.” (H. R. Ibnu Majah). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi. blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
MENGINGAT KEMATIAN (I)
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Orang yang selalu mengingat kematian itu tidaklah identik dengan orang yang selalu murung, frustasi dan penuh dengan keputus-asaan karena serasa maut sudah benar-benar di depan mata!
Yang terjadi justru sebaliknya. Kepada siapapun, dimanapun, kapanpun, dia akan selalu berusaha untuk berkarya dan memberikan persembahan terbaik. Karena dia khawatir, jangan-jangan hari ini adalah kesempatan terakhir!
Di sisi lain, dia juga senantiasa bekerja keras mempersiapkan bekal untuk menghadapinya. Seolah tidak ada waktu untuk tidak mengingat-Nya (dzikrullah) . Seolah tidak ada waktu untuk bersantai, apalagi sampai bermaksiat kepada-Nya. Karena dia tahu, bahwa maut bisa datang menjemputnya, kapan saja, di mana saja!
Pada saat yang sama, dia juga tidak mudah silau oleh gemerlapnya kehidupan dunia ini. Karena dia tahu, bahwa masa depannya yang sesungguhnya bukanlah di sini, di alam dunia ini. Tetapi nanti, di alam akhirat, dimana dia akan tinggal untuk selamanya di sana!
Saudaraku…,
Ketahuilah, bahwa: “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling sibuk mempersiapkan bekal untuk menghadapinya, dialah (orang) yang paling cerdas. Dia pergi dengan kemuliaan dunia dan akhirat.” (H. R. Ibnu Majah).
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” . (QS. Al An’aam: 32). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi. blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.
{Bersambung! }
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
MENGINGAT KEMATIAN (II)
Assalamu’alaikum wr. wb.
KEMATIAN PASTI TERJADI PADA SEMUA MAKHLUK HIDUP
Saudaraku…,
”Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?”. (QS. An Nisaa’. 78).
Saudaraku…,
“Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. An Nahl. 70).
Saudaraku…,
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al Jumu’ah. 8).
Saudaraku…,
”Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan? ", dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)**, dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)”, (QS. Al Qiyaamah. 26 – 30). **) Karena hebatnya penderitaan di saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat.
”Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati”. (QS. Al Mu’minuun. 15). “Semua yang ada di bumi itu akan binasa”. (QS. Ar Rahmaan. 26). ”Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya”. (QS. Qaaf. 19).
KETAKUTAN PADA KEMATIAN
Saudaraku…,
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? (QS. An Nisaa’. 78).
Saudaraku…,
Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja". (QS. Al Ahzab. 16).
Saudaraku…,
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al Jumu’ah. 8).
MEMPERSIAPKAN DIRI MENGHADAPI KEMATIAN
Saudaraku…,
”Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Baqarah. 110).
Saudaraku…,
”Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman”. (QS. Al Baqarah. 223).
Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. Al Baqarah. 281).
Saudaraku…,
”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” . (QS. Ali ‘Imran. 185).
Saudaraku…,
”Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya” . (QS. Al Kahfi. 7).
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr. 18).
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" (QS. Al Munaafiquun. 10). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi. blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.
{Bersambung! }
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
MENGINGAT KEMATIAN (III)
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Sesungguhnya orang yang sekarang sangat mencintai kehidupan dunia, dimana dia merasa bahwa seolah-olah akan hidup untuk selama-lamanya, seolah-olah maut tidak akan pernah menyapanya, seolah-olah semua perbuatannya tidak akan pernah dimintai pertanggung- jawaban kepada-Nya kelak dikemudian hari, maka nantinya (di alam akhirat) justru malah berharap mati/kematian/ kebinasaan. Dia sangat berharap pada kematian/kebinasaan agar terlepas dari siksa yang amat besar yaitu azab di neraka yang amat panas serta berharap dikembalikan lagi ke dunia.
“Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan** )”. (QS. Al Furqaan. 13). **) Maksudnya ialah mereka mengharapkan kebinasaan, agar terlepas dari siksa yang amat besar, yaitu azab di neraka yang amat panas dengan dibelenggu, di tempat yang amat sempit pula, sebagai yang dilukiskan itu.
“Mereka ingin ke luar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat ke luar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal”. (QS. Al Maa-idah. 37).
“Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka”. (QS. Al Baqarah. 167).
“Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan)” . (QS. Al An’aam. 27).
Saudaraku…,
Sedangkan orang yang sekarang senantiasa mengingat kematian, dimana dia bisa merasakan bahwa hidup ini ternyata teramat singkat, dan maut bisa datang menjemputnya setiap saat, sementara semua perbuatannya (selama masa hidupnya di dunia yang teramat singkat ini) akan dimintai pertanggung- jawaban kepada-Nya kelak dikemudian hari, dan dia juga mengetahui bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan, maka nantinya (di alam akhirat) justru berbahagia karena mereka tidak akan pernah berjumpa lagi dengan kematian. Mereka akan kekal di sana.
”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” . (QS. Ali ‘Imran. 185).
”Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah "salaam" (QS. Ibrahim. 23).
“(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik*) oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun`alaikum* *), masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS. An Nahl. 32). *) Maksudnya ialah wafat dalam keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan; atau dapat juga berarti mereka mati dalam keadaan senang karena ada berita gembira dari malaikat bahwa mereka akan masuk surga. **) Artinya: selamat sejahtera bagimu.
Saudaraku…,
Demikianlah gambaran keadaan kita sekarang (selama masa hidup di dunia yang teramat singkat ini) serta keadaan kita di masa yang akan datang (yaitu di alam akhirat, dimana kita akan hidup selamanya di sana). Jika saat ini kita teramat mencintai dunia dan melupakan kematian, maka nantinya (di alam akhirat) justru akan berharap pada kematian/kebinasaan . Na’udzubillahi mindzalika! Sebaliknya, jika saat ini kita senantiasa mengingat kematian, maka nantinya (di alam akhirat) kita justru teramat berbahagia karena kita tidak akan pernah berjumpa lagi dengan kematian, karena kita akan kekal di sana.
Saudaraku…,
Tentunya, semuanya akan kembali pada diri kita masing-masing, jalan mana yang akan kita pilih. Ya, Allah... ” Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (QS. Al Faatihah. 6-7). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi. blogspot. com Maaf, jika kurang berkenan}.
tima kaseh mengingatkan sy
Assalamu'alaikum wr. wb.
Saudaraku...,
Terimakasih, telah bersedia membaca tulisanku. Sesungguhnya aku hanya berusaha untuk menyampaikan apa yang aku ketahui. Sedangkan aku sendiri, masih sangat jauh dari kesempurnaan. Maaf, jika kurang berkenan...!
Saudaraku...,
Mungkin tulisan berikut ini dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama. Mudah-mudahan dapat memotivasi kita untuk belajar dan terus belajar (tanpa mengenal lelah), kapanpun, dimanapun, dalam kondisi apapun. (Sekali lagi, mohon maaf jika kurang bekenan...!!!)
+++++++++++++++++++++++++++++++++++
ILMU PENGETAHUAN (I)
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Jika kita merenungi lebih jauh lagi, maka sadarlah kita, bahwa ilmu pengetahuan yang kita miliki ternyata sangatlah terbatas. Semakin tinggi pendidikan kita, justru semakin menyadarkan kita, bahwa semakin banyak ilmu pengetahuan yang tidak kita ketahui. Teramat banyak ilmu pengetahuan yang tidak kita kuasai, karena pada kenyataannya, kita memang tidak mungkin menguasai semua ilmu, meski setinggi apa-pun pendidikan kita. “Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85). “Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya”. (QS. Thaahaa. 110).
Sementara kalimat-kalimat-Nya adalah tidak terbatas. Tidak mungkin bagi kita untuk menuliskan semuanya. Meski telah disediakan tinta sebanyak lautan yang ada di bumi ini untuk menuliskan kalimat-kalimat-Nya, maka pasti akan habis tinta itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat-Nya. Bahkan seandainya didatangkan tambahan tinta sebanyak itu lagi, tetap saja, pasti akan habis lagi tinta itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat-Nya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Kahfi berikut ini: “Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (QS. Al Kahfi. 109).
Bahkan dalam ayat yang lainnya, diperoleh penjelasan bahwa seandainya pohon-pohon di bumi ini dijadikan pena dan laut menjadi tintanya untuk menuliskan kalimat-kalimat Allah, kemudian ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah keringnya, niscaya tetap tidak akan pernah habis-habisnya kalimat Allah tersebut. “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)-nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Luqman. 27).
Saudaraku…,
Tentunya uraian di atas, dapat menjadi tantangan sekaligus ujian buat kita semua. Di satu sisi (karena ternyata ilmu kita teramat sedikit), kita mesti belajar dan terus belajar (tanpa mengenal lelah), kapanpun, dimanapun, dalam kondisi apapun. Bahkan meski kita sudah lulus S-2 atau S-3 sekalipun. Jangan pernah berhenti belajar. Di sisi lain, jika kita telah diberi kesempatan untuk meraih strata pendidikan tertinggi, maka janganlah hal ini membuat kita menjadi takabur/sombong. Ingatlah, bahwa setinggi apapun pendidikan kita, tetap saja, pengetahuan kita amatlah sedikit. “Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com Maaf, jika kurang berkenan}.
+++++++++++++++++++++++++++++++++++
Di sisi lain, jika kita telah diberi kesempatan untuk meraih strata pendidikan tertinggi, maka janganlah hal ini membuat kita menjadi takabur. Mungkin tulisan berikut ini (diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com) juga dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama. Mudah-mudahan kita tidak sampai merasa besar, hanya karena memiliki sedikit kelebihan...
+++++++++++++++++++++++++++++++++++
TERNYATA KITA HANYALAH SEKEPING DEBU
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Dari buku Ilmu Pengetahuan Populer** (buku 1 dari 10 buku), diperoleh data bahwa masa bumi = 5.980.000.000.000.000.000.000.000 kg, sedangkan masa matahari = 330.000 x masa bumi. Matahari sendiri bukanlah bintang terbesar. Matahari hanyalah bintang dengan ukuran rata-rata. Bintang-bintang dengan ukuran lebih besar dari matahari, antara lain ialah bintang Antares yang mempunyai masa = 20 x masa matahari, dan bintang Hadar yang mempunyai masa = 25 x masa matahari. Sedangkan benda langit terbesar yang diketahui saat ini, mempunyai lebar = 18,6 tahun cahaya (1 tahun cahaya = jarak yang ditempuh oleh cahaya selama 1 tahun, yaitu sebesar 9.500.000.000.000 km). Artinya, jika seberkas cahaya bergerak melintas dari salah satu tepi benda langit tersebut menuju ke tepi lainnya, maka untuk menyelesaikan perjalanan tersebut, diperlukan waktu selama 18,6 tahun! Subhanallah!
Jarak matahari ke bumi = 150.000.000 km. Sedangkan jarak bintang lain yang terdekat selain matahari, yaitu bintang Alpha Centauri, jaraknya = 40.000.000.000.000 km. Galaksi kita, yaitu Bimasakti, terdiri dari sekitar 100.000.000.000 bintang. Garis tengah Bimasakti = 80.000 tahun cahaya.
Jumlah galaksi di jagad raya diperkirakan sebanyak 10.000.000.000 galaksi. Beberapa galaksi terdekat adalah sebagai berikut: galaksi Awan-awan Magellanik, jaraknya = 200.000 tahun cahaya. Galaksi Andromeda, jaraknya = 2.000.000 tahun cahaya. Galaksi Ursa Mayor, jaraknya = 8.000.000 tahun cahaya. Dan galaksi Virgo, jaraknya = 39.000.000 – 52.000.000 tahun cahaya. Galaksi terjauh yang bisa teramati saat ini diperkirakan jaraknya mencapai beberapa milyar tahun cahaya.
Umur bumi diperkirakan = 4.500.000.000 tahun, sedangkan umur jagad raya diperkirakan = 10.000.000.000 tahun. Jadi, seandainya suatu saat bisa diciptakan teleskop tercanggih sekalipun, maka maksimal teleskop tersebut hanya mampu mengamati galaksi/benda langit lainnya yang jaraknya hanya sekitar 10.000.000.000 tahun cahaya. Galaksi-galaksi lain yang jaraknya lebih jauh lagi, tetap akan menjadi misteri, yang tidak akan pernah teramati. Karena, sejak awal mereka tercipta, cahayanya belum pernah mencapai bumi kita. Subhanallah! Maha Suci Engkau, Ya… Allah!
Saudaraku…,
Lalu berapakah sebenarnya luas alam semesta ini? Jawabnya: tidak ada seorangpun yang tahu. “dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85). “Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya”. (QS. Thaahaa. 110).
Subhanallah!
Jika kita melihat uraian di atas, ternyata kita hanyalah sekeping debu. Teramat kecil jika dibandingkan dengan jagad raya yang luasnya tidak ada seorangpun yang tahu, meski dengan peralatan tercanggih sekalipun. Dan, pada akhirnya barulah kita menyadari, bahwa ternyata kita tercipta dalam keadaan yang sangat lemah. “dan manusia dijadikan bersifat lemah”. (QS. An Nisaa’. 28).
Namun, pada kenyataannya, betapa banyak diantara kita yang merasa besar, hanya karena memiliki sedikit kelebihan. Padahal, “Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. Asy Syuura. 4). Sehingga; Rasulullah bersabda: “Siapa yang merasa dirinya besar, lalu sombong dalam jalannya, maka ia akan menghadap pada Allah, sedang Allah murka padanya”. (H. R. Ahmad). Na’udzubillahi mindzalika!
Subhanallah!
“Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Maha Besar”. (QS. Al Waaqi’ah. 74). Bahkan hal ini ditegaskan kembali dalam dua ayat lainnya dengan kalimat yang sama, yaitu: surat Al Waaqi’ah ayat 96 serta surat Al Haaqqah ayat 52. Wallahu a'lam bish-shawab.
NB.
**) Kerja sama LIPI – Pusat Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan – Grolier International, Inc. – PT. Widyadara.
Post a Comment